10 Hal di Mobil JADUL yang Bikin Rindu


Oleh Nabil Bakri


(gambar: Motor1.com ISUZU VEHICROSS)

Mobil selalu berubah seiring berubahnya waktu, dan bahkan perubahannya cenderung kian melesat pesat setelah kita memasuki dekade ke dua abad 21. Perubahan yang terjadi pada mobil merupakan kombinasi dari banyak sekali alasan, bukan hanya satu-dua saja. Misalnya, mesin mobil berubah drastis untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan lingkungan serta meningkatkan durability-nya, desain mobil berubah-ubah sebagian besar karena masalah selera orang yang dinamis, tapi juga pernah terjadi perubahan besar-besaran model mobil dari ‘kotak’ ke ‘kapsul’ karena alasan ekonomi global yakni naiknya harga BBM. Suka atau tidak, dunia otomotif akan terus berubah mengikuti waktu, ada yang bergerak positif, tapi tentunya ada yang bergerak negatif. Oleh karena itu, tidak sedikit dari kita yang tidak suka mobil-mobil di atas 2000 karena berbagai hal, terutama karena kelebihan-kelebihan di mobil-mobil generasi sebelumnya banyak yang dihilangkan walaupun dengan kompensasi tambahan fitur-fitur baru. Tapi tidak bisa dipungkiri, mobil-mobil keluaran terbaru terkadang membuat kita rindu akan kualitas mobil jadul. TAPI, saya mau menegaskan, mobil JADUL yang saya maksud adalah mobil dengan rentang pembuatan antara tahun 1995-2005.


(gambar: DISNEY/PIXAR Cars 2/this picture belongs to DISNEY --mobil yang sering mogok/rusak diparodikan dalam film animasi Cars 2)

Kenapa Rentang Waktunya 1995-2005?

Nah, setelah saya amati, mobil-mobil yang dibuat di bawah tahun 1995 cenderung memiliki banyak permasalahan. Coba saja perhatikan bagaimana bisa ada mobil yang dibuat tanpa radiator? Tapi hal ini terjadi di VW Combi. Lalu, sebelum 90-an juga diproduksi banyak sekali mobil yang terkenal ‘rewel’ dan jago mogok, sebut saja AMC Gremlin, Ford Pinto, AMC Pacer, Yugo dan masih banyak lagi (bahkan sampai-sampai ditertawakan di film animasi Disney-Pixar Cars dan Cars 2. Di tahun 90-an sendiri banyak mobil yang ‘rewel’ tapi setelah saya cek di Wikipedia dan berbagai Daftar Mobil Terburuk, mobil 90-an ini yang terburuk biasanya buatan 1980-an sampai 1990-an dan/atau buatan tahun 1990-1995. Tahun 90-an merupakan puncak dan titik balik dunia otomotif di mana penggunaan komputer sudah barang wajib dan mobil-mobil di era tersebut menjadi cikal-bakal mobil masa kini karena adanya perubahan drastis desain ‘kotak’ menjadi ‘kapsul’. Bahkan mobil Panther Kotak yang dianggap ‘kotak’ sebenarnya sudah kapsul (berdasarkan pengertian/definisi mobil kapsul (curvy car) secara internasional yang dijelaskan secara padat dan jelas oleh Vox) karena baru muncul di tahun 1991 dan sudah tidak sekaku Kijang Kotak yang mana masih mengekor ke pendahulunya yang dibuat di tahun 70-an, masa jaya mobil-mobil kotak secara global. Apalagi, di kala itu ‘ganti model’ bukan berarti membuat mobil yang 100% baru (seperti Kijang Kapsul menjadi Innova) jadi Kijang Super dll tidak bisa serta merta mengubah total tampilannya yang secara teori masih cenderung kaku. Untuk lebih rinci berikut saya sertakan link untuk videonya dari Vox di YouTube:


(source: FIAM Autoparts, Honda City 2003)

Nah, lantas kenapa batas akhirnya 2005? Ini dikarenakan produsen kendaraan setelah rentang waktu tersebut semakin gencar mengimplementasikan Planned Obsolescence yang mana sebuah kendaraan didesain sedemikian rupa agar menjadi usang dalam kurun waktu tertentu (tidak dibuat untuk jangka pemakaian panjang), baik dari segi perawatan mesin yang semakin rumit, atau dari segi pemasaran yang mana model baru dipasarkan seolah-olah jauh lebih unggul dan membuat model ‘lawas’nya seolah ketinggalan (jaman) sangat jauh dan baru 5 tahun sudah kelihatan tua dan pemilik merasa ada tekanan untuk segera ganti model baru. Lihat saja bagaimana ‘gap’ desain antara Pajero Sport generasi 2016 dengan generasi sebelumnya yang sebetulnya ‘belum jadul’ tapi dengan munculnya model baru, model pendahulu jadi tampak sudah sangat tua.

Nah, tanpa bicara panjang lebar lagi, berikut hal yang ada di mobil ‘jadul’ yang saya rasa membuat banyak orang rindu.

1. MESIN DAN DIY


(source: YouTube/Scotty Kilmer, ahli otomotif yang kini menjadi bintang YouTube, Scotty Kilmer)

Mesin mobil lawas memang terkenal handal dan ‘nggak mati-mati’. Berbagai contoh masih bisa dengan jelas dilihat bahwa di jalan masih banyak sekali mobil 90-an yang melenggang bebas tanpa masalah dan bahkan harga jualnya masih tinggi. Sebut saja Corolla, Civic, Kijang Super, Carry, bahkan mobil Eropa Chevrolet/Opel Blazer masih banyak sekali dijumpai di jalanan. Hal ini dikarenakan dulu mobil itu akrab dengan yang namanya mogok, dan di tahun 90-an masalah-masalah mesin di generasi sebelumnya banyak yang diperbaiki. Teknologi mesin 90an sudah menggunakan komputer, tapi masih sangat standar sehingga kalau kita buka kap mesin dan dibandingkan dengan mobil masa kini, mesinnya jauh lebih sederhana. Nah, karena mobil jadul mesinnya lebih sederhana, banyak kerusakan yang bisa diperbaiki sendiri tanpa membawa mobil ke bengkel.


(source: BestCarMag.com, 1998 Chevy Blazer)

Mesin mobil jadul biasanya lebih mudah diperbaiki sendiri (DIY) karena baut-baut dan saluran-salurannya biasanya terlihat jelas dan mudah dibedakan, bahkan untuk mengganti lampu pun mudah sekali hanya 5 menit karena penutup lampu hanya dibaut dan bautnya mencuat keluar. Sedangkan untuk mobil masa kini, untuk perawatan sehari-hari saja seringkali pemilik kurang atau bahkan sama sekali tidak paham sehingga mengandalkan servis berkala. Nah, jika dulu hal pertama yang dikatakan oleh penjual mobil adalah, “Mobil ini bandel banget, loh, ndak perlu servis-servis, lancar,” maka sekarang justru, “Mobil ini nanti berapa ribu km diservis di bengkel resmi saja, ‘Cuma’ sekian juta.” Dan memang benar, mobil baru mesinnya sudah lebih kompleks dan kalau bukan mekanik bisa merasa ruwet melihat sistim kelistrikannya. Untuk DIY menjadi sulit karena selain mesin lebih ruwet, baut-baut biasanya tersembunyi, bahkan mengganti lampu saja jadi lebih sulit karena sekrup/bautnya tersembunyi dan untuk mobil tertentu dipasang dengan baut khusus, apalag untuk mengganti LED seringkali pemilik harus membawa ke bengkel dan kian hari pemilik kian ditakut-takuti untuk segera membawa mobil ke bengkel resmi dan jangan ke bengkel umum (di Amerika mulai terbongkar praktikkecurangan 9 dari 10 pihak diler dan bengkel resmi yang menakut-nakuti klien dan pekerjaan yang dijanjikan tidak beres, parts yang belum perlu diganti malah diganti dengan ditakut-takuti masalah safety, bahkan parts yang tidak diganti masuk nota dan ditagih dengan mengaku sudah diganti).

Nah, mesin yang semakin rumit tentu membuat masalah yang timbul makin bervariasi. Mungkin kerusakan ‘chip’ tidak dikenal di mobil jadul karena mobil jadul masih bisa jalan walau memang tidak dipasang chip, kerusakan sensor (yang makin hari makin banyak jumlahnya) tentu tidak dirasakan pemilik mobil jadul yang di mobilnya belum ada sensor-sensoran.

2. LAMPU UTAMA


(source: REDDIT, lampu utama menguning/kusam)


(source: NISSAN Indonesia, coba Anda amati desain lampu mobil masa kini cenderung menonjol, menghadap ke atas)


(source: ISUZU Indonesia, coba Anda amati desain lampu mobil lawas menghadap ke depan, terbuat dari kaca, dan terlindung dari terpaan matahari langsung)

Mobil baru lampu utamanya terbuat dari plastik sedangkan mobil jadul dari kaca. Nah, menggunakan plastik sebagai bahan lampu utama sebenarnya sangat tidak bagus karena plastik cepat sekali menguning atau kusam. Coba Anda perhatikan mobil-mobil baru yang belum sampai 5 tahun tapi lampu depannya sudah pada kuning sedangkan mobil 90-an yang lampu depannya kaca rata-rata masih bening. Proses pembersihannya pun menjadi menjengkelkan karena lampu plastik setiap dibersihkan tetap akan mudah kusam lagi dan jika dipoles berlebihan lampu plastik akan mudah retak dan akhirnya pecah sehingga harus diganti baru sedangkan lampu kaca selain lebih mudah dibersihkan dan lebih tahan polesan, kebersihan lampu akan terjaga lebih lama. Selain masalah bahan lampu utama, masalah lain adalah letak. Coba Anda perhatikan, mobil-mobil jadul pasti lampunya di depan, mengapit grill dan berada di bawah kap mesin. Hal ini sangat bagus karena lampu lebih terlindungi dari cuaca. Coba Anda perhatikan desain lampu mobil-mobil masa kini yang cenderung menonjol dan menjorok ke atas dan sejajar bahkan melebihi kap mesin (Nissan Juke, All New Avanza, Grand Livina, Honda New CR-V, Honda Jazz, dll). Nah, ini menjadikan lampu itu tidak hanya menghadap ke depan tapi juga menghadap ke atas sehingga sengatan matahari dan hujan bisa lebih intensif menerpa lampu dan membuatnya cepat kusam. Peletakan lampu depan dengan demikian memang secara estetika sangat menarik tapi secara fungsi dan penggunaan tempo lama menjadi kekurangan tersendiri.

3. START/STOP BUTTON


(source: Openclipart)

Nah, teknologi yang satu ini sebenarnya sudah ada cukup lama, hanya saja baru belakangan ini merajalela di Indonesia. Karenanya, mungkin belum banyak yang mengeluhkan ribetnya sistim start/stop button di Indonesia, tapi di Amerika sudah mulai banyak yang mengeluhkan, jadi saya ambilkan contoh kasus dari Laorraine Sommerfeld yang menulis artikel ‘Here’sthe huge problem with push-button ignitions’.

Fitur ini membuat tampilan dasbor makin trendi dan menjadikan seluruh sistim keamanan kendaraan saling berhubungan, dimulai dari keyless-entry, immobilizer, sampai pada start/stop button (kita asumsikan sebuah mobil memiliki ketiga fitur ini).Permasalahan pertama adalah, kunci yang ‘tanpa kunci’ ini membutuhkan listrik untuk bekerja, sehingga ketika arus listrik terputus, Anda dalam masalah, yakni Anda tidak akan bisa masuk ke dalam mobil. Laorraine mengisahkan, ketika ‘kunci pintar’ anaknya rusak setelah dilindas kendaraan lain, tentu saja dia tidak bisa masuk ke dalam mobil karena sistim remote-nya rusak. Tapi ternyata, di dalam remote itu diselipkan sebuah kunci darurat, untuk membuka pintu mobil jikalau ada masalah dengan sistim kelistrikan. Tapi walau sudah bisa masuk mobil, tentu saja mobil tidak mau menyala karena kunci itu hanya bisa membuka mobil sedangkan hanya remote yang sudah ditanam chip khusus yang bisa membuat mesinnya menyala. Alhasil, tanpa remote, chip tidak dikenali oleh mobil, dan tombol start/stop tidak akan bisa bekerja.

(source: BestSeekers)

Permasalahan lain adalah ketika aki mobil mati. Tentu saja sistim mobil tidak bisa merespon remote sehingga Anda tidak bisa masuk ke dalam mobil dan Anda tentu tidak bisa menarik tuas kap mesin untuk mengganti aki-nya dan harus memanggil bengkel. Anda juga tidak bisa serta-merta menggunakan cara umum mendorong mobil sambil diputar-putar kunci ignition-nya.

Dan…percaya atau tidak, tombol start-stop telah dilaporkan membuat beberapa pemilik lalai mematikan mesin sehingga rumah mereka dipenuhi CO2 dan mereka dilaporkan meninggal dunia. Selain itu, teknologi ini juga dirasa mengganggu oleh petugas kepolisian atau penyelamat ketika menangani masalah kecelakaan lalu lintas di mana posisi tombol sangat mudah untuk tersenggol dan membuat kendaraan menyala. Selain semua cerita tadi, yang juga sudah dibahas oleh YouTuber Scotty Kilmer, memperbaiki sistim start/stop yang rusak tidaklah murah.

Memangnya apa yang salah, sih, dengan mencolokkan kunci dan memutarnya sedikit untuk menyalakan mobil? Sepenting itukah tombol start-stop ini? Jika iya kenapa banyak pabrikan otomotif di Amerika kini justru memberikan ‘pilihan’ mau yang versi start/stop button atau yang kunci manual layaknya pilihan transmisi matic dan manual?

4. BODY TEBAL


(source: UNIVERSAL, this picture belongs to UNIVERSAL, dalam kondisi tak terduga seperti ini, serangan dinosaurus, tanah longsor, benda berat terguling, dan lain-lain, bodi mobil yang tipis justru berbahaya, terutama LCGC, akan langsung tergilas dan hancur)

Diler dan produsen akan mengatakan bahwa body yang kian tahun kian tipis itu dibuat dengan tujuan memberikan Titik Hancur di mana bagian-bagian tertentu akan mudah hancur untuk menyerap kekuatan hantaman jika terjadi kecelakaan sehingga tidak melukai penumpang dan pejalan kaki. Hal ini juga diberikan kompensasi berupa Air Bag yang kian tahun jumlahnya kian banyak (sekalian saja buat gelembung di sekeliling mobil), ABS, Vehicle Stability Control, dan banyak fitur keselamatan lainnya. Perlu diakui bahwa improvement tersebut memang sangat membantu, tapi sekali lagi, mereka hanya bersifat sebagai assistant dan bukan jaminan kecelakaan yang merenggut nyawa tidak akan terjadi. Coba Anda perhatikan berapa banyak mobil masa kini yang masih saja mengalami kecelakaan fatal walau sudah dilengkapi teknologi keselamatan yang canggih. Segala improvement yang ditambahkan kian hari kian menjauhkan pengemudi dari kesiagaan mengemudi yang mana dirinya menjadi pusat dari kendaraan dan cenderung terlalu mengandalkan teknologi. Yang jelas, pelat body mobil yang lebih tebal akan memberikan perasaan lebih tenang saat berkendara. Dan Anda perlu curiga dengan berbagai alasan yang disampaikan perusahaan otomotif untuk mengurangi material mobil mereka, jangan sampai semua bentuk teknologi keselamatan ini hanya kedok atau alasan untuk membuat mobil dengan bodi yang lebih tipis tapi dengan harga yang lebih mahal.

(Coba Anda pikir, Tank dibuat dengan bodi kokoh lantas kenapa mobil yang mana juga berisi nyawa manusia dibuat dengan material tipis yang bahkan akan melengkung jika didorong sedikit saja)

5. BENTUK TIMELESS (perubahannya sedikit2)


(source: JEEP US)

Jika Anda perhatikan, mobil-mobil jadul biasanya terlihat lebih berkarakter ketimbang mobil-mobil terbaru. Desainnya pun rasanya tidak cepat using. Hal ini dikarenakan mobil jadul berganti model secara perlahan, dengan kata lain, model baru tidak mengeliminasi karakter pendahulunya. Lihat saja perubahan dari Kijang Kotak Banget yang pertama keluar itu dengan Kijang Super. Keduanya sudah berbeda model, tapi karakter bentuk model sebelumnya masih dibawa, bahkan masih susah untuk diubah sampai tahun awal 90-an di mana mobil-mobil sudah meng-kapsul dan baru mendekati akhir 90-an Kijang mengambil langkah untuk mengganti model Kijang Super menjadi lebih kapsul. Walau demikian, jika diperhatikan, transformasi dari kotak ke kapsul tersebut walaupun drastis tapi tidak mengubah racikan utama desain Kijang, hanya membuat garis-garis kaku-nya lebih lengkung saja. Akan tetapi kasusunya berbeda ketika Kijang Innova muncul yang dicurigai sudah bukan lagi penerus Kijang karena kehilangan ciri khas dan segmen untuk Kijang malah digantikan oleh Toyota Avanza. Hal serupa bisa kita lihat dengan kemunculan Toyota Rush dan Terios tahun 2018 yang sama sekali menghapus ciri khas model pertamanya. Saya rasa inilah salah satu kendala mobil-mobil yang sudah bertahun-tahun tidak ganti model, yakni perusahaan otomotif merasa kesulitan membuat racikan baru tanpa menghilangkan ciri khas pendahulu jika si pendahlu ini terlanjur digandrungi banyak orang. Coba Anda amati lagi bagaimana penggemar Yaris terbelah saat Yaris terbaru muncul menggantikan Yaris Bakpao, di mana generasi baru ini tidak menunjukkan aura Yaris yang selama ini sudah sangat familiar, berbeda dengan langkah Honda yang mengeluarkan Jazz baru di tahun 2014 tanpa menghilangkan ‘spirit’ dari dua generasi sebelumnya. Sayangnya, dengan tuntutan masyarakat yang sudah terlanjur termakan bujukan ‘segera ganti’ dan semakin cepat merasa bosan, perubahan model akan makin cepat dan produsen tidak akan punya waktu menyesuaikan dan cenderung membuat model baru tanpa membawa keistimewaan alias jati diri pendahulunya.

6. JENDELA, SPION MANUAL


(source: AllAmericanAutoparts)

Kalau mengenai hal ini, saya cukup cerita pengalaman saya saja… Dulu waktu kecil akhir 90-an awal 2000an, kebanyakan mobil masih menggunakan jendela yang dibuka manual, dan itu yang ada di mobil keluarga saya. Tapi tentu saja saya ingin yang menggunakan elektrik karena merasa lebih modern, lebih praktis, dan lebih rapih penataan doortrim-nya. Jangan salah, walau mobil 90-an banyak yang jendelanya manual, sudah cukup banyak pula yang menggunakan elektrik, maka saat berkesempatan menggunakan mobil dengan jendela elektrik saya senang sekali, padahal mobil buatan tahun 1997. Semua sangat fine sampai ketika sistim elektriknya mengalami kerusakan. Pernah ketika lebaran jendela penumpang depan sama sekali tidak bisa ditutup, apesnya rusak ketika posisi dibuka, dan tidak ada bengkel buka saat lebaran. Di momen seperti inilah kita berharap ada mekanisme manual untuk menyelamatkan di saat darurat. Pernah juga sudah dibawa ke dua bengkel tapi jendela belakang tidak mau menutup maksimal, sampai saat darurat saya tambal dengan selotip bening sampai menemukan ahli jendela baru diperbaiki, dan selama proses itu memikirkan betapa enaknya jika bisa tinggal putar manual jendela sudah menutup.

Tapi oke, itu bobil dari dekade yang berbeda, mungkin karena faktor usia. Eh, ternyata, ketika berkesempatan menggunakan mobil dari dekade yang sama zaman now, masalah serupa juga membuat pusing, yakni ketika tombol master di pintu sopir gagal memerintahkan jendela di pintu lain untuk membuka-menutup. Hal yang sama pun berlaku untuk spion.

7. BAHAN INTERIOR EMPUK


(interior Isuzu Panther 1991-2000/2001 (catatan kondisi terawat) yang menggunakan bahan empuk)

Mobil jadul selain memiliki bodi yang lebih tebal (mobil 90-an (standar Amerika dan Eropa) juga sebagian besar sudah memiliki airbag dan ABS, VSC, dll TANPA mengurangi material besi yang digunakan) juga biasanya memiliki kualitas material interior yang baik. Misalkan saja dasbor yang dibuat dengan bahan empuk sedangkan di masa kini biasanya hanya menggunakan plastik keras yang kasar. Begitu juga dengan doortrim yang kini penuh plastik sedangkan dulu sering dilapisi beludru dan dibuat dengan bahan yang empuk ketika ditekan.

8. SENSASI BERKENDARA (harus ahli tanpa mengandalkan gadget)


(source: DISNEY, this picture belongs to DISNEY)

Kalau bicara soal sensasi berkendara, tentu beda rasanya antara mobil jadul dengan mobil yang baru Anda beli kemarin sore. Mobil jadul cenderung menjadikan Anda sebagai pusat-nya, sebagai pengendali utama, dengan kata lain Anda punya kendali dan tanggung jawab penuh atas mobil yang Anda kendarai. Perasaan ‘berkuasa’ atau ‘memegang kendali’ ternyata setelah diteliti sangat bagus secara psikologis. Apa buktinya? Buktinya adalah penelitian ini sudah sejak dulu diterapkan oleh INDUSTRI LIFT/ELEVATOR. Waktu Anda naik Lift, di situ ada tombol ‘TUTUP’ atau ‘CLOSE’ yang biasanya Anda tekan saat tidak ada lagi yang naik. Tahukah Anda kalau tobol itu sebenarnya TIDAK BERFUNGSI?? Lantas untuk apa tombol mati ditaruh di situ? Alasnnya adalah karena secara psikologis manusia itu suka dan merasa lebih tenang saat dirinya ‘punya kendali’, dan tombol itu ditaruh di sana supaya saat Anda menekannya, Anda merasa punya kendali untuk menutup pintu, padahal itu otomatis dan dilengkapi sensor. Bahkan kalau Anda sudah tahu kalau tombol itu tidak berfungsi, mungkin Anda masih tetap akan menekannya.

Nah, perasaan punya kendali ini tidak dirasakan di mobil masa kini karena pengemudi cenderung mengandalkan teknologi yang disematkan di mobilnya, sehingga pengemudi sudah bukan lagi pengendali utama kendaraan. Hal ini menjadikan banyak pengemudi kurang awas-waspada-sigap, apalagi ditambah desain pilar A/depan mobil masa kini yang cenderung besar dan menghalangi jarak pandang. Keberadaan teknologi/assistant yang berlebihan juga seringkali ‘menipu’ seorang pengemudi yang belum handal untuk nekat pergi ke daerah pedalaman dengan mobil 4X4 yang dilengkapi berbagai macam fitur yang memudahkan untuk melibas medan ekstrem. Dalam sebuah uji coba, seorang sopirawam menaiki Range Rover 4X4 dengan teknologi canggih dengan mud assistant yang secara teori memudahkan sopir melewati jalan berlumpur di pedalaman dan berbagai fitur penunjang yang dikendalikan dengan teknologi komputer canggih. Nah, satu orang lagi merupakan sopir handal yang menggunakan Suzuki Jimny 2017 yang secara power JAUH di bahwah Range Rover, dan interiornya masih sangat jadul dan tidak ada tombol-tombol assistant untuk memudahkan melibas medan pedalaman. Bagaimana hasilnya? TERNYATA Suzuki Jimny bisa melibas semua rintangan dengan mudah sedangkan Range Rover kesulitan dan terjebak di dalam lumpur.

Secara teori seharunya Range Rover itu enteng lewat pedalaman dan Jimny seharusnya ambles atau mogok, tapi malah sebaliknya. Ini menandakan fitur-fitur itu hanya bersifat membantu dan semua kembali lagi ke keahlian pengemudinya. Sayangnya teknologi ini menipu si sopir, sehingga si sopir merasa jumawa dan nekat melewati medan pedalaman dengan alasan mobilnya sudah ‘canggih’ padahal tidak punya skill sama sekali.

9. ABS, VSC, Airbag berlebihan


(source: YouTube Scotty Kilmer, ahli otomotif sekaligus bintang YouTube, Scotty Kilmer, menerangkan keluhan fitur mobil yang rumit, termasuk ABS)

Sistim-sistim keamanan ini SANGAT MEMBATU, hal itu perlu diakui. Tapi, masyarakat masa kini cenderung memandang rendah mobil tanpa ABS dan Vehicle Stability Control atau berbagai assistant otomatis lainnya. Hal ini sebenarnya berkaitan erat dengan poin sebelumnya. Nah, netizen Indonesia sering sekali berkomentar, “mobilnya jadul nggak ada ABS, EBD, VSC”, “ih masak mobil baru nggak ada ABS”, “mobil mahal kok nggak ABS”, “Indonesia ketinggalan jaman, di Amerika dan Eropa ABS dan VSC itu WAJIB”. Nah, ada logika yang seharusnya berjalan di sini. Semua fitur ini wajib di Amerika karena medan jalan di Amerika berbeda dengan Indonesia yang mana Indonesia tidak memiliki salju dan tidak ada Jalur Antar Negara Bagian yang memanjang dan membutuhkan assistant yang mumpuni saat ada kejadian tidak terduga, maka wajar sekali jika pemerintah Amerika mewajibkan fitur-fitur tersebut. Nah, kalau Anda pikir orang Amerika sendiri senang dengan ABS dan VSC, Anda harus lebih banyak mencari informasi. DULU orang Amerika sama dengan kita, yakni mereka jumawa dengan adanya ABS dan VSC. Tapi sekarang, penuturan dari Scotty Kilmer sangat mengejutkan yakni (disadur):

“Memperbaiki ABS itu (bagi orang Amerika sekalipun) MAHAL, jadi orang cenderung minta ABS-nya DILEPAS SEKALIAN daripada ganti baru, karena tanpa ABS-pun pengereman mobil (dalam hitungan pemakaian normal) dirasa sudah cukup.”

Nah, masih mau ber-jumawa menyamakan diri dengan orang Amerika? Mungkin iya, yang mana berkaitan dengan poin ke sepuluh.

10. PLANNED OBSOLESENCE DI MOBIL BARU


(this picture belongs to BBC.com)

Semua sistim canggih itu sangat membantu dan tampak eksklusif, SEBELUM terjadi kerusakan. Sebagaimana poin nomor 9, banyak orang Amerika yang mulai menyadari bahwa semakin rumit mobilnya, semakin banyak pula biaya yang harus disiapkan jika terjadi kerusakan. Apalagi, sekarang dunia otomotif makin gencar diterpa oleh Planned Obsolescence. Apa itu Planned Obsolescence? Ini adalah istilah yang dipakai untuk menyebut produk yang dibuat dan dirancang supaya rusak dalam jangka pemakaian tertentu. Hal ini sudah terjadi sejak dulu dan terjadi pada berbagai macam produk. Sebut saja lampu, yang mana lampu tertua yang masih hidup usianya 115 tahun. Lampu ini menggunakan teknologi yang memungkinkan lampu berusia panjang, tapi kalau sudah lemah, maka cahayanya berkurang dan terus berkurang sampai di usia 115 tahun cahayanya hampir tidak kelihatan, tapi tetap tidak mati. Nah, dengan berbagai alasan, lampu masa kini akan mati dalam pemakaian sekian ribu jam, dengan kompensasi cahayanya bisa lebih terang. Hal yang sama terjadi pada produk elektronik dan OS. Dunia otomotif-pun tidak luput dari strategi industri ini.


(source: 99%invisible, percayakah Anda lampu yang disebut Centennial Light ini sudah menyala sejak 1901 dan belum mati?)

Planned obsolescence pada mobil sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu kala di mana Henry Ford membuat mobil dengan model yang sama, modelnya tidak neko-neko, dan kalau rusak mudah sekali diperbaiki sendiri. Karena mobilnya handal, usianya bisa berpuluh-puluh tahun dan ini membuat pabrikan-pabrikan mobil geram karena orang tidak akan ganti mobil kalau mobilnya tahan lama dan mobilnya tetap trendi karena desainnya ‘gitu-gitu saja’. Dengan semakin cepatnya perubahan desain, semakin rumitnya mesin, semakin pendek-lah usianya (usianya memang bisa puluhan tahun tapi dengan catatan harus berkali-kali diservis dan rata-rata orang memilih beli mobil baru, sekarang di Indonesia membeli-ganti mobil sudah hapir terasa seperti gonta-ganti handphone). Yang saya khawatirkan adalah mulai banyak orang Indonesia yang justru mendukung Planned Obsolescence secara tidak sadar, yakni dengan doktrin beli mobil canggih langsung jual setelah 3-5 tahun. Semakin banyak pula netizen yang menghujat desain mobil yang walau baru 2-5 tahun beredar, sudah dicap membosankan. Semakin cepat mobil berganti model dengan drastis, semakin cepat pula generasa lawas-nya terlihat jadul, semakin ketinggalan jaman, semakin anjlok harganya, dan bisnis mobil bekas akan berubah di mana mobil bekas akan dihargai sangat murah dan seperti di Amerika, akan terkenal tempat yang namanya JUNKYARD, yakni tempat mobil yang bahkan usianya baru 10-15 tahun bahkan ada yang baru 5 tahun sudah diringsekkan jadi bongkahan besi usang. Jika aura ini diteruskan, maka saya rasa produsen akan senang karena segala bujuk rayu mereka akan dilahap mentah-mentah karena termakan image dan perasaan jumawa.

***
Nah, itu tadi 10 hal di mobil jadul yang sering membuat kita rindu. Walau demikian, artikel ini tidak serta-merta menghakimi bahwa mobil masa kini adalah jelek dan bukan berarti segala improvements yang telah kita capai tidak bersifat positif sedikit pun. Anggap saja artikel ini sebagai bacaan ringan, dan saya ucapkan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca…

***
SEMUA FOTO MILIK LEMBAGA/PERSEORANGAN YANG NAMANYA TELAH DICANTUMKAN DI BAWAH/DI DALAM FOTO.
ALL PICTURES BELONG TO INDIVIDUALS/COMPANIES WHOSE NAMES HAVE BEEN ADDED TO THE CAPTIONS UNDERNEATH EACH PHOTO

Komentar