Jurnal Nabil Bakri Platinum
Mobil BTS
Oleh Nabil Bakri
Jurnal
ke-03, 20 Juni 2022
Perhatian: Jurnal/Log ini
merupakan opini pribadi. Nabil Bakri Platinum menghargai pendapat
masing-masing individu tanpa memaksakan pembaca untuk mengamini seluruh opini
yang disampaikan. Pembaca bisa jadi memiliki komentar, pendapat, pengalaman,
atau pengetahuan (schemata) yang berbeda dan penulis menghargainya. Maka,
pembaca tidak perlu menanggapi jurnal ini secara berlebihan. |
Siang hari ini
saya masih cukup khawatir dengan bulan depan: saya akan dipindahkan ke divisi
yang berbeda di kantor. Saya masih berada dalam masa probation dan lebih bari
¼ masa itu sudah dihabiskan untuk membiasakan diri di divisi saya yang
sebelumnya. Saya belum benar-benar beradaptasi dengan pekerjaan saya, masih
selalu kesulitan tidur, kelelahan, dan senantiasa gelisah karena dihantui
perasaan “tidak mampu”. Saya selalu takut kalau ternyata saya tidak bisa
mengerjakan tugas-tugas saya atau membuat kesalahan yang fatal. Di saat-saat
yang “santai” di kantor, saya justru merasa semakin gelisah karena saya merasa akan
ada hal yang sangat mengerikan setelah ketenangan usai: the calm before the storm.
Jika ada pekerjaan yang terlalu mudah, saya pun gelisah karena khawatir telah
melewatkan hal-hal penting dan salah melakukan pekerjaan saya karena saya sudah
berpikir “mustahil pekerjaan ini selesai begitu cepat”. Siang ini saya seharusnya
bersantai karena pekerjaan saya sudah selesai dan masih menunggu pekerjaan
berikutnya. Namun, saya bahkan tidak bisa santai menonton YouTube karena saya
merasa gelisah. Saya menjadi semakin takut kalau mengingat posisi saya
sekarang: diberi waktu 1 bulan untuk pindah divisi dan harus menguasai seluruh
keahlian di divisi yang berbeda. Saya harus meringkas proses belajar selama 4
bulan menjadi 1 bulan karena saya harus menggantikan rekan senior saya yang
akan mengundurkan diri. Karena tidak bisa bersantai, saya akhirnya memutuskan
untuk kembali menulis jurnal—catatan perjalanan hidup yang ditulis dengan
spontan.
Sebelumnya, saya sudah menuliskan
pengalaman berlangganan Disney+ dan pengalaman mengajar kelas film. Cukup
membingungkan juga, apa yang harus saya ceritakan selanjutnya. Saya seketika
teringat dua hal: 1) saya sudah lama tidak menulis tentang otomotif, dan 2) di
tahun 2021 video mobil saya di TikTok ditonton sebanyak 800 ribu kali.
Akhirnya, saya memutuskan untuk menceritakan bagaimana proses mobil saya
berubah menjadi mobil BTS.
Bukan Behind the Scene, tetapi
boyband Korea bernama BTS alias Bangtan Sonyeondan alias Bangtan Boys alias Bulletproof
Boy Scouts. Pada sekitar pertengahan 2021, nama BTS semakin diperbincangkan
ketika McDonald’s merilis paket menu khusus edisi BTS. Paket menu makanan itu
menyedot perhatian para penggemar, menimbulkan kekacauan, dan membuat
non-penggemar merasa heran. Mengapa sekotak nugget bisa menimbulkan kehebohan
yang sebegitu besarnya? Sebesar apakah pengaruh dan pesona BTS yang sebenarnya?
Mengapa fans rela berkelahi, mengantre lama-lama, dan menghabiskan banyak uang
untuk membeli menu makanan dengan label BTS? Sesuka-sukanya saya terhadap
musisi, saya tidak pernah merasa harus berdarah-darah demi mendapatkan
merchandise dari musisi idola saya. Kalau yang diperebutkan adalah CD atau DVD
eksklusif edisi terbatas dengan sertifikat, saya mungkin masih bisa memaklumi.
Selain karena CD dan DVD memang erat kaitannya dengan musik, sebuah CD tidak
akan kedaluwarsa dalam hitungan hari sehingga dapat dikoleksi dan diputar
hingga puluhan tahun. Saya ingat kalau saya punya CD musik yang diproduksi
tahun 1994—sudah berusia lebih dari 20 tahun dan masih bisa dinikmati. Saya
masih bisa menjual CD itu, masih bisa memutarnya, masih bisa memotretnya
sebagai konten, masih bisa meng-copy musiknya ke komputer, dan lain sebagainya.
Intinya, CD itu bisa benar-benar menjadi barang koleksi. Tetapi sebuah kotak
kertas pembukus makanan? Saya rasa aneh kalau kotak itu menjadi barang koleksi.
Namun, tentu saja saya tidak bisa memahami pola pikir penggemar berat BTS
karena saya tidak merasa apa yang mereka rasakan. Ketika para penggemar,
termasuk adik perempuan saya, melihat lelaki-lelaki tampan, saya melihat
sekelompok lelaki feminin yang cantik dan gemulai—Twink! Jelas sekali saya
tidak bisa memahami jalan pikiran mereka.
Di saat media memberitakan
kehebohan menu BTS meal, beberapa akun Instagram media otomotif merilis
gambar-gambar yang memulai perbincangan dahsyat di antara pecinta otomotif:
Logo BTS yang diagung-agungkan oleh penggemarnya ternyata mirip sekali dengan
logo Isuzu—khususnya logo yang digunakan Isuzu di era tahun 2000 ke bawah.
Kebetulan sekali, mobil yang saya pakai adalah sebuah Isuzu, tepatnya sebuah
Isuzu Panther Hi-Sporty berwarna hijau metalik yang dirakit pada tahun 1997.
Karena mobil itu berwarna hijau dan tidak lekang oleh zaman, saya sempat
menamai mobil itu sebagai Peter Pan. Di tahun 2020, mobil itu menjadi semakin
terkenal setelah seorang YouTuber otomotif populer, B Channel, mengunggah video
review mobil milik saya. Kebetulan sekali, B Channel dan saya sama-sama
bersekolah di Universitas Gadjah Mada (meskipun tidak dalam fakultas yang sama)
sehingga kami bisa bertemu di akhir tahun 2019 untuk mereview mobil saya. Untuk
mobil-mobil Isuzu terbaru, logo dua trapesium yang saling membelakangi sudah
tidak dibubuhkan lagi di panel-panel kendaraan meskipun beberapa sumber
menyatakan bahwa logo itu masih dipakai untuk keperluan internal Isuzu. Namun
mobil saya dirakit di tahun 1997. Walaupun mobil saya berada dalam masa
transisi peralihan logo dari dua trapesium menjadi sebatas tulisan “ISUZU”, ada
beberapa bagian dari mobil saya yang masih menampilkan logo kebanggan dua trapesium
berlawanan.
Di bagian luar, tidak terlihat
ada logo trapesium Isuzu selain di bagian mudflap depan. Pada generasi Isuzu
Panther yang sebelumnya, banyak tipe yang memiliki emblem trapesium kembar ini
di bagian depan kap mesin. Jika masuk ke dalam kabin pengemudi, kita akan
menemukan satu lagi lambang trapesium kembar yakni di bagian tombol klakson
kemudi. Lambang Isuzu memang tidak 100% sama dengan lambang BTS karena Isuzu
menggunakan trapesium siku-siku sedangkan BTS menggunakan trapesium sama kaki.
Namun, keduanya tetaplah trapesium dan memiliki posisi yang nyaris sama,
katakanlah 90%. Bukankah saya sudah sebutkan kalau adik saya penggemar BTS?
Setelah kemiripan logo BTS dan Isuzu menjadi perbincangan hangat di media sosial,
saya menceritakan kepada adik saya bahwa logo di roda kemudi mobil Panther
mirip dengan logo BTS. Informasi itu membuat adik saya senang dan semakin suka
dengan Isuzu Panther. Kalau saya tawarkan untuk menjemput dia dari sekolah, dia
akan meminta untuk dijemput dengan mobil BTS, maksudnya Isuzu Panther Hi
Sporty. Adik saya masih berada di sekolah dasar (grade school) jadi saya pikir
permintaannya masih wajar. Untungnya, dia bukan termasuk penggemar berat yang
sampai memaksa untuk dibelikan BTS meal.
Ketika saya pergi berbelanja
keperluan di sebuah supermarket, saya melihat deretan bantal BTS yang dijual.
Karena bukan penggemar BTS, saya tidak ambil pusing dan tidak memikirkannya.
Namun sesampainya di rumah, saya bercerita kepada adik saya bahwa supermarket
langganan kami menjual bantal BTS. Adik saya pun seketika menuntut untuk
diantarkan ke supermarket dan membeli bantal BTS karena dia takut akan
kehabisan. Perlu diingat bahwa pada waktu itu, BTS benar-benar sedang sangat populer
dan berbagai produk yang berkaitan dengan BTS dipastikan laku keras di pasaran.
Ketika sudah ada waktu, saya pun mengantarkan adik saya ke supermarket untuk
membeli dua buah bantal BTS. Dia sangat menyayangi bantal itu (sekali lagi
perlu diingat bahwa adik saya masih berada di sekolah dasar, sehingga bantal
itu menjadi seperti Teddy Bear bagi dia). Adik saya khawatir kalau bantal
koleksinya akan cepat kotor dan rusak jika dibiarkan di dalam rumah. Akhirnya,
bantal itu diletakkan di kabin tengah mobil saya. Selain karena mobil itu hanya
dipakai oleh saya dan saya rawat dengan sungguh-sungguh, Isuzu Panther memiliki
logo yang mirip dengan logo BTS. Akhirnya, mulai saat itu, Peter Pan berganti
nama menjadi mobil BTS.
Di suatu pagi sepulang dari
pasar, entah kenapa cuacanya sangat cerah dan melihat mobil saya yang terparkir
“mentereng (stands out)” membuat saya dapat ide untuk merekam sebuah lelucon.
Saya tidak terlalu serius dan hanya merekam seadanya saja. Saya memperlihatkan
bagaimana mobil yang saya pakai dinyatakan sebagai “mobil BTS” karena logonya
mirip dengan logo BTS. Saya kemudian mengunggah video itu ke TikTok melalui komputer:
saya belum memasang TikTok di smartphone. Di siang harinya, adik lelaki saya
mendatangi kamar saya dan menyampaikan sebuah berita menghebohkan: video “mobil
BTS” yang saya unggah di pagi hari sudah ditonton sebanyak 30 ribu kali.
Barulah setelah itu saya mendownload TikTok dan menginstall-nya di smartphone.
Dalam sekejap, 30 ribu menjadi 100 ribu dan terus meningkat. Pengikut saya yang
semula 5 orang seketika menjadi 1000 orang sebelum akhirnya berhenti
berkembang. Video sederhana yang dibuat tanpa konsep itu menjadi “viral” dan
tampil di FYP banyak pengguna TikTok. Tidak hanya di TikTok, banyak pengguna
YouTube yang kemudian berkomentar tentang Panther dan BTS karena sebelumnya
sudah melihat video saya di TikTok.
Karena kesuksesan video “mobil
BTS” itu sama sekali tidak direncanakan, saya tidak bisa mengulang kembali
kesuksesannya. Saya coba memutar otak untuk melanjutkan popularitas mobil BTS,
tetapi tidak berhasil. Setelah beberapa waktu berlalu, muncul kembali produk
BTS yang cukup mengherankan: Kopi BTS. Saya pun melihat produk itu sebagai
sebuah kesempatan emas untuk mengulang kesuksesan saya membuat video “mobil
BTS”. Karena mobil saya, Peter Pan, sudah terlanjur menjadi mobil BTS, saya pun
membuat video tentang kopi yang harus diminum oleh pemilik mobil BTS: kalau
mobilnya sudah mobil BTS, maka kopinya harus kopi BTS. Sebelumnya, sama dengan
kasus bantal BTS, adik saya juga mendesak saya untuk membeli kopi BTS karena…
sebetulnya saya juga tidak tahu karena apa. Yang jelas, bukan karena rasanya
yang lezat. Saya pun membelikan adik saya kopi BTS dan mendapat ide untuk
membuat video baru yang terisnpirasi dari desakan adik saya untuk membeli kopi
BTS. Video itu tidak sesukses video bantal BTS. Namun, bisa dibilang cukup
sukses. Setelah video mobil BTS viral, video-video saya hanya mendapatkan
paling banyak 2 ribu penonton. Setelah saya merilis video kopi BTS, video itu
disaksikan lebih dari 200 ribu kali. Setelah itu, saya benar-benar stuck—tidak
tahu harus apa lagi.
Cukup mengherankan dan sureal:
saya hidup di masa ketika mobil yang saya miliki menjadi saksi popularitas
sebuah boyband Korea yang membuat mobil saya kembali dikenal luas seperti pada
masa kejayaannya di akhir 1990-an. Saya tidak tahu apakah harus bangga atau
malu karena merupakan pemilik mobil BTS. Yang jelas, saya senang melihat
apresiasi positif pengguna internet terhadap konten yang saya buat. Saya senang
bisa menyaksikan kembali, walau sesaat, kejayaan mobil yang saya kendarai.
Kejadian ini membuat mobil saya semakin dikenal dan semakin unik karena memang
tidak ada duanya. Isuzu Panther Hi Sporty hijau metalik 1997, sebuah mobil yang
lebih terkenal daripada pemiliknya—bukan, Panther ini sudah berubah total dan
bukan lagi sekadar sebuah mobil, melainkan sesosok teman yang setia.
***
Fin.
Review Isuzu
Panther Hi-Sporty oleh B Channel dapat ditonton di: YouTube
Video “mobil
BTS” dan “kopi
mobil BTS” dapat ditonton di: TikTok
Komentar
Posting Komentar